TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA
DILA FITRIYANI
1802107001
P.EKONOMI/4
“INVESTASI”
BAB
I
PENDAHULUAN
Kehidupan
masyarakat yang semakin lama semakin berkembang dan diiringi dengan kebutuhan
yang sangat banyak membuat masyarakat harus lebih cermat dalam menyimpan uang
atau menggunakan uang untuk kebutuhan yang tidak di duga dimasa yang akan
datang. Salah satu cara yang tepat untuk menyimpan uang adalah dengan
Investasi. Invetasi , yang lazim disebut juga penanaman modal atau pembentukan
modal, merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat.
Menurut
Abdul Halim investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada
saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Investasi
juga merupakan motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
Investasi
sudah merambat kesemua lapisan masyarakat. Mereka terkadang tergiur dengan
investasi yang ditawarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab dengan
keutungan yang besar akan tetapi modalnya sedikit. Bahkan masyarakatpun sudah
sering melakukan investasi, akan tetapi mereka tidak menyadari bahawa dirinya
telah melakukan investasi seperti : menabung, membeli emas, membeli tanah dan
sebagainya.
Adanya
banyak jenis investasi membuat masyarakat bingung dan kadang salah memilih,
masyrakat kebanyakan berinvestasi namun terkadang tidak paham dengan resiko
yang akan ditanggungnya. Agar kita tidak terjerumus dengan investasi yang salah
maka kita harus paham tentang apa itu investasi yang sesungguhnya.
Mengedepankan rasionalitas memanglah sangat penting, akan tetapi kita juga
harus mengetahui akan resiko dan manfaat dari investasi tersebut.
BAB
II
Kajian
Teori
2.1 Pengertian Investasi
Menurut
Sadono sukirno (2008:121) investasi diartikan sebagai pengeluaran yang
dilakukan investor atau penanaman modal atau perusahaan untuk memebeli barang
modal dan perlengkapan produksi demi menambah kemampuan memproduksi barang
serta jasa yang tersedia dalam perekonomian.
Menurut
Salim dan Budi Sutrisno, Investasi adalah penanaman modal yang dilakukan oleh
investor, baik investor luar negeri (asing) maupun dalam negeri (doomestik)
dalam berbagai bidang usaha yang terbuka untuk investasi, dengan tujuan
memperoleh keuntungan.
Menurut
Sadono Sukirno (2008: 121), investasi merupakan pengeluaran yang dilakukan
investor atau penanaman modal atau pesuhaan untuk membeli barang modal dan
perlengkapan produksi demi menambah kemampuan memproduksi barang seperti jasa
yang tersedia dalam perekonomian.
Menurut
Muana Naga (2001:124), Investasi dapat didefinisikan sebagai tambahan bersih
terhadap modal saham yang ada (net
additional to exixting capital stock) . istilah lain investasi yaitu
akumulasi modal (capital accumulation)
atau pembentukan modal (Capital Formation).
Menurut
Maluya S.P Hasibuan (1990:112), investasi merupakan alat untuk mempercepat
pertumbuhan tingkat produksi dinegara yang sedang berkembang, sehingga
investasi berperan sebagai saran untuk menciptakan kesempatan kerja.
Menurut
Abdul Halim, investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada
saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang.
Menurut
Mulyadi, investasi adalah sebuah keterkaitan antara dari sumber - sumber yang
dalam suatu periode dengan masa yang panjang untuk mendapatkan hasil keuntungan
di masa yang selanjutnya.
Menurut
Haming dan Basmalah, investasi merupakan pengeluaran pada saat ini untuk
kemudian membeli berbagai jenis aset lain seperti tanah, kendaraan bermotor,
rumah dan lain - lainnya. Aset - aset inilah yang nantinya dapat digunakan
untuk mencapai tujuan dalam memperoleh pendapatan yang lebih besar pada masa
depan.
Menurut
Martono dan D. Agus Marjito (2002:138), investasi itu merupakan penanaman dari
modal atau dana yang dilakukan pada suatu perusahaan untuk kemudian dimasukkan
menjadi sebuah aset dengan sebuah harapan untuk bisa memperoleh pendapatan yang
lebih besar di masa yang akan datang.
Menurut
Boediono (2001), investasi adalah suatu pengeluaran dari sektor produsen untuk
melakukan pembelian sebuah barang dan jasa yang akan digunakan untuk semakin
menambah stok dan semakin memperluas area dari pabrik itu sendiri.
Menurut
James C. Van Horn, investasi memiliki pengertian sebagai sebuah kegiatan yang
dilakukan atau dilangsungkan dengan memanfaatkan kas yang ada pada masa saat
ini atau sekarang. Hal tersebut ditujukan agar bisa memiliki dan memperoleh
pendapatan yang lebih besar di masa depan.
Menurut
Fitz Gerlad, pengertian dari investasi adalah sebuah kegiatan atau aktivitas
yang berhubungan dengan sebuah usaha penarikan sumber-sumber yang akan
digunakan untuk mengadakan suatu barang.
Menurut
Tandelilin (2010:2), investasi adalah sebuah komitmen dari sejumlah uang atau
dana atau yang berasal dari sumber daya yang lainnya yang sedang dilakukan pada
saat ini, dengan tujuan untuk mendapat dan memperoleh keuntungan di masa yang
akan datang.
Menurut
Husnan (1996:5), investasi adalah sebuah rencana yang akan diinvestasikan untuk
sumber-sumber daya, baik untuk proyek besar maupun untuk proyek yang kecil dan
bertujuan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang.
Menurut
Salim HS dan Budi Sutrisno, investasi yaitu aktivitas dari penanaman modal yang
dilakukan oleh investor, baik itu investor yang berasal dari dalam negeri
maupun investor yang berasal dari luar negeri yang saling berkaitan dalam
berbagai jenis bidang usaha.
Menurut
Farid Harianto dan Siswanto Sudomo (1998:2), berpendapat bahwa investasi adalah
bentuk aktivitas yang menggunakan modal untuk diletakkan pada beberapa aset.
Aset ini akan digunakan sebagai modal yang nantinya pada masa depan akan bisa
untuk menambah penghasilan.
Menurut
Sunariyah, investasi yaitu usaha untuk menanamkan dana atau modal pada berbagai
aset, yang biasanya akan terikat dalam jangka waktu yang panjang. Tujuan dari
hal tersebut merupakan untuk memperoleh hasil yang lebih menguntungkan di masa
depan.
Menurut
Martalena dan Malinda (2011:1), investasi yaitu sebuah bentuk pembatasan atau mengurangi
barang - barang konsumsi pada masa kini. Pengurangan ini untuk menghindari
berbagai resiko agar bisa mendapat hal yang lebih dibutuhkan di masa depan.
Menurut
Shuta(2000), investasi adalah nominal modal atau dana yang dipergunakan agar
bisa mendapatkan, menambah, dan menjaga nilai serta penghasilan yang bersifat
positif.
Menurut
Jogiyanto investasi yaitu sebuah usaha dari pengurangan pemakaian kebutuhan -
kebutuhan yang kurang penting pada masa kini, dan nantinya dapat dimasukkan ke
dalam kebutuhan yang lebih produktif di periode waktu tertentu.
Berdasarkan
pengertian Gitman dan Joehnk (2005:3), investasi adalah sebuah sarana atau
alat untuk menempatkan sejumlah dana
dengan tujuan dana tersebut akan menghasilkan suatu pendapatan yang positif.
2.2 Tujuan Investasi
Ada beberapa alasan dalam
melakukan investasi, Kamaruddin Ahmad mengemukakan tiga alasan orang melakukan
investasi :
A. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak
dimassa mendatang. Seorang yang bijaksana akan berfikir untuk meningkatkan
taraf hidupnya dari waktu ke waktu setidaknya bagaimana cara mempertahankan
tingkat pendapatannya yang ada agar tidak berkurang dimassa yang akan datang.
B. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan
melakukan investasi seorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan miliknya
tidak merosot karena inflasi.
C.
Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa
negara didunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya
investasi dimasyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan keada
masyarakat yang melakukan investasi di bergabagi bidang-bidang tertentu.
2.3 Tahap Pengambilan Keputusan Investasi
Menurut
Sharpe (1995), pada dasarnya ada beberapa tahap dalam pengambilan keputusan:
A.
Menentukkan Kebijakan Investasi. Pada tahap
ini investor menentukan tujuan investasi dan kemampuan taupun kekayaan yang
dapat diinvestasikan.
B.
Analitis Sekuritas. Pada tahap ini berarti
melakukan analisis terhadap sekuritas secara individual ataupun kepada beberapa
kelompok sekuritas. Tujuannya yatu supaya bisa mengidentifikassi sekuritas yang
mengalami kesalahan harga.
C.
Pembentukan Portofolio. Didalam pembetukan
portofolio melibatkkan identifikassi aset khusus mana yang akan di investasikan
dan menentukan seberapa besar investasi pada setiap asset tersebut.
D. Pembentukan
Portofolio. Didalam pembetukan portofolio melibatkkan identifikassi aset khusus
mana yang akan di investasikan dan menentukan seberapa besar investasi pada
setiap asset tersebut.
E.
Melakukan Revisi Portofolio. Pada tahap ini
terjadi pengulangan secara periodik dari tiga langkah sebelumnya. Investor
mungkin merubah tujuan investassinya yaitu membentuk portofolio baru yang lebih
optimal.
F.
Evaluasi Kinerja Portofolio. Pada tahap
terakhir ini investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio secara
periodic dalam arti tidak hanya return yang diperhatikan tetapi juga resiko
yang dihadapi.
2.4 Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi tingkat Investasi
A. Tingkat Pengembalian Yang Diharapkan. Kemampuan
perusahaan untuk menentukan tingkat investasi yang diharapkan sangat
dipengaruhi oleh kondisi internal dan external perusahaan. Kondisi Internal
seperti Tingkat efisiensi, Kualitas Sdm, dan teknologi yang di gunakan.
Sedangkan kondisi Exsternal seperti Kebijakkan menaikkan pajak, faktor sosial
politik dan lain-lain.
B. Biaya Investasi. Biaya perolehan suatu
investasi mencangkup biaya perolehan lain disamping harga beli, seperti komisi
broker, jasa bank, dan pemungutan oleh bura efek. Yang paling menentukan biaya
investasi adalah tingkat bunga dan pinjaman, semakin tinggi tingkat bunga maka
biaya investasi makin mahal.
C. Marginal Efficiency Of Capital (MEC) dan
Marginal Efficiency Of Investment (MEI). Sama halnya dengan kurva permintaan
akan investasi, kurva MEC secara nasional dapat diturunkan dengan menjumlahkan
secara horizontal. Padahal jika permintaan barang akan modal secara nasional
meningkat, logikannya tikat bunga akan meningkat. Akibatnya naiknya permintaan
akan investasi tidak sebesar kurva MEC. Kurva yang lebih relevan adalah kurva
Marginal Efficiency Of Investment (MEI).
2.5 Jenis-Jenis Investasi
A. Investasi berdasakan asetnya. Investasi ini
dibagi menjadi dua yaitu real aset seperti gedung gedung dan kendaraan
sedangkan financial asset seperti saham, obligasi, warrant, dan deposito.
B.
Investasi berdasarkan pengaruh. Investasi
ini juga dibagi menjadi dua yang pertama investasi automus seperti pembelian
surat berharga , yang kedua investasi induced seperti bunga tabungan.
C. Investasi Berdasarkan Sumber Pembiayaan. Investasi
ini berasalkan dari sumber pembiayaan asal usul yaitu dari luar negeri (Investor
Asing) dan dalam negeri (PMDM).
D. Investasi
berdasarkan bentuk. Investasi ini dibagi menjadi dua yaitu investasi langsung
seperti membangung pabrik, membangun gedung sebgai kontraktor, mengakuisi
perusahaan. Yang kedua yaitu investasi tidak langsung atau porto folio seperti
saham, obligasi, dan reksadana.
E. Investasi berasarkan waktu. Investasi ini
dibedakan berdasarkan waktunya yaitu investasi jangka pendek dan jangka
panjang. Jangka pendek seerti tabungan bank dan deposito sedangkan yang jangka
panjang seperti saham, reksadana, obligasi, emas batangan, dan property.
2.6 Jenis pengeluaran
investasi, Mankiw Indra (2010/3) terdiri dari :
A.
Investasi tetap bisnis (business fix
ivestment)
B.
Investasi residensal (residential
investment)
C.
Investasi persediaan(Inventory investment)
BAB
III
PEMBAHASAN
Image From : Koinwork.com
Investasi
pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang, Abdul Halim. Investasi dapat
berupa saham, obligasi, emas batangan, bahkan property. Dalam keputusan
Berinvestasi telah diketahui bahwa peningkatan mutu modal manusia tidak dapat
dilakukan dalam tempo yang singkat, namun memerlukan waktu yang panjang.
Investasi modal manusia sebenamya sama dengan investasi faktor produksi
lainnya.
Dalam
hal ini juga diperhitungkan rate of return (manfaatnya) dari investasi pada
modal manusia. Bila seseorang akan melakukan investasi, maka ia harus melakukan
analisa biaya manfaat (cost benefit analysis). Example : Biayanya adalah berupa
biaya yang dikeluarkan untuk bersekolah dan opportunity cost dari bersekolah
adalah penghasilan yang diterimanya bila ia tidak bersekolah. Sedangkan
manfaatnya adalah penghasilan (return) yang akan diterima di masa depan setelah
masa sekolah selesai. Diharapkan dari investasi ini manfaat yang diperoleh jauh
lebih besar daripada biayanya.
Menurut
Sadono Sukirno (2008:122), faktor-faktor penting yang menentukan tingkat
investasi adalah tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh, suku bunga
ramalan mengenai keadaan dimasa yang akan datang, kemajuan teknologi, tingkat
pendapatan nasional dan peubahannya, dan keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan. Selain itu, Menurut William F. Sharppe (2005:1) menyatakan bahwa
investasi sebenarnya dapat digologkan menjadi dua yaitu real asset dan
financial asset. Real asset dapat berwujud seperti tanah, bangunan, dan mesin. Sedangkan
financial asset yaitu berupa valas, deposito berjangka, saham dan obligasi.
Bahwa
dapat dimengerti investasi mempunyai peran penting dalam perekonomian ssuatu
negara, pertama investasi mampu menciptakan pendapatan, kedua investasi dapat memperbesar
kapasitas produksi perekonomian dengan cara meningkatkan stok modal,
Todaro:2000.
Menurut
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Tingkat investasi yang ada di Indonesia
tahun 2019 mencapai 5,3% dibandingkan pecapaian tahun sebelumnya. Dapat dilihat
dari pencapaian tersebut bahwa masyarakat di Indonesia semakin banyak yang memahami
tentang manfaat jangka panjang dari investasi.
Didaerah
Ponorogo tingkat investasi meningkat 30% dibandingkan tahun 2018. Menurut
Kepala Data Dinas Penanaman Modal semua ini terjadi mungkin disebabkan oleh
tingkat perekonomian masyarakat yang semakin baik. Peningkatan Investasi
tersebut didukung dengan adanya investasi perizinan yakni online single
submission (OSS) dan non OSS.
Akan
tetapi kebanyakan masyakarat di Indonesia tidak memahami tentang resiko-resiko
dalam melakukan investasi. Kebanyakan dari mereka mudah tergiur dengan
penawaran bunga yang tinggi dari investasi yang mereka lakukan sehingga banyak
pula masyarakat yang tertipu dengan adanya investasi bodong yang dilakukan oleh
orang yang tidak bertanggung jawab. Adapun resiko dalam melakukan investasi
yaitu :
1. Resiko Suku bunga, yaitu resiko yang timbul
karena nilai relative aktiva berbunga, seperti pinjaman atau obligasi akan
memburuk karena peningkatan suku bunga.
2. Resiko Pasar, yatu resiko fluktuasi atau
naik turunnya nilai aktiva bersih (NAB) yang disebabkan oleh perubahan sentimen
pasar keuangan yang sering disebut juga dengan resiko sistematik artinya resiko
ini tidak bisa dihindari dan pasti akan dialami oleh investor
3.
Resiko inflasi Atau disebut resiko daya
beli yaitu peluang bahwa arus kas dari investasi tidak akan bernilai sebanyak
dimasa depan karena perubahan daya beli karena inflasi.
4. Resiko Likuiditas, yaitu resiko yang muncul
akibat kesulitan menyediakan uang tunai dalam jangka waktu tertentu.
5. Resiko Valas atau Nilai Tukang Mata Uang,
yaitu resiko yang disebabkan oleh perubahan kurs valuta asing di pasaran yang tidak
sesuai lagi dengan yang diharapkan terutama pada saat dikonversikan dengan mata
uang domestik.
6. Resiko Negara, resiko ini juga disebut
dengan resiko politik. Hal ini didasarkan pada kondisi politik Negara.
7.
Resiko Reinvestment, yaitu resiko yang
terjadi pada penghasilan dari suatu asset keuangan yang mengharuskan perusahaan
untuk melakukan aktivitas re-invest.
Dengan
melakukan investasi masyarakat bisa menyimpan atau menabung uang mereka untuk
kebutuhan yang tidak bisa terduga. Di sekitar daerah pacitan juga banyak
masyarakat yang melakukan kegiatan investasi seperti investasi real investment
atau disebut dengan invetasi emas dan tanah. Masih jarang sekali masyarakat
yang melakukan investasi dalam bidang saham dan deposito semua ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan dan pengarahan dari orang yang lebih paham
mengenai investasi.
Selain
itu, Menurut Kepala Staf Kepresidenan investasi masih berhadapan dengan masalah
klasik, yakni soal perizinan daerah. Seperti halnya kasus Investasi penggemukan
sapi perah di Ponorogo. semua itu berawal dari keuntungan yang ditawarkan
sangat besar sehingga masyarakat mudah tergiur untuk berinvestasi dalam usaha
tersebut. Menurut liputan6.com Modus dugaan investasi bodong sapi perah ini
adalah korban diminta membeli sappi perah seharga 19juta. Setelah membeli sapi
perah, korban dijanjikan keuntungan senilai Rp. 2,3 juta per bulan.
Arief
menambahkan total ada 1.000 orang mitra yang menjadi korban investasi bodong
penggemukan sapi. Mereka berasal dari Jateng, Bekasi, Palembang, Papua dan
masih banyak lagi. Menurut Arief, saat ini Polres Ponorogo
mengamankan aset CV Tri Manunggal Jaya dengan total Rp 5,5 Miliar. Terdiri dari
aset sertifikat tanah, kendaraan, berbagai macam perhiasan serta aset-aset
lain.
Akibat
dari investasi bodong ini banyak sekali masyarakat yang dirugikan sehingga
masyarakatpun melaporkannya kepada pihak yang berwajib.
Pelaku
dijerat dengan pasal 372 dan 378 KUHP serta pasal 3 UU Nomor 8 Tahun 2010
tentang tindak pidana pencucian uang dengan ancaman hukuman 20 tahun
penjara," pungkas Arief. Cara mengelabuhi masyarakat tersebut dengan
menggunakan cara uang yang diterima dari investor diputarkan kembali ke
investor lain sehingga terkesan bahwa investasi ini menghasilkan keutungan yang
sangat besar. Dengan adanya kejadian in diharapkan masyarakat dapat
berhati-hati dalam melakukan investasi, ketahui dulu manfaat dan resikonya baru
lakukan investasi dengan tepat.
DAFTAR
RUJUKAN
Aziz Abdul. 2010.
Manajemen Investasi Syari’ah. Bandung: Alfabeta,. Hal 29
Fahmi, Irham. 2018. Pengantar Perekonomian Indonesia
Teori, Konsep dan Realita. Bandung: Penerbit Alfabeta
Fahmi,
Irham. 2019. Dasar-Dasar Perekonomian Indonesia. Depok : PT Rajagrafindo
Persada
Irawan,ferry. Retrieved
From : Koinworks.com , 19 Maret 2020
Machmud,
Amir. 2016.”Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi”. Bandung. Penerbit
Erlangga. Hal 100-101
Manan
H.Abdul. 2012. “Hukum Ekonomi Syari’ah(Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan
Agama)”. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Rahardja
Prathama dan Manurung Mandala. 2004. “Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikro ekonomi dan
Makro ekonomi).”Jakarta: Fakultas Ekonomi sUniversitas Indonesia. Hal 278-283